KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan Rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Reaksi Penyabunan Senyawa Asam
Karboksilat dan Ester” hingga selesai. Meskipun dalam laporan ini saya mendapat
banyak yang menghalangi, namun mendapat pula bantuan dari beberapa pihak baik
secara moril, materil maupun spiritual, sehingga laporan ini terselasaikan
dalam waktu yang ditentukan.
Oleh karena itu, saya menghanturkan
terima kasih kepada asisten, serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan
dan saran atas selesainya penulisan laporan ini. Di dalam penulisan laporan ini
saya menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasannya
pengetahuan dan pengalaman saya. Oleh sebab itu, sangat diharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk melengkapkan laporan ini
dan berikutnya.
Banda
Aceh, 29 Mei 2015
Praktikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Reaksi penyabunan merupakan reaksi
hidrolisis lemak atau minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH
sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk menghasilkan sabun yang
keras digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau sabun
cair digunakan KOH. Perbedaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari
kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika
dibandingkan dengan sabun lunak. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi
saponifikasi.
Asam
karboksilat secara struktur menyerupai aldehida dan keton karena mengandung
gugus karbonil, perbedaannya adalah pada asam karboksilat terdapat gugus
hidroksil yang terikat pada karbon karbonil –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan
sebuah gugus hidroksil, antar aksi dari kedua gugus
ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat. Ester diturunkan
dari asam karboksilat, yaitu sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH,
dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus
hidrokarbon dari beberapa jenis.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui proses terjadinya reaksi penyabunan.
1.3 Manfaat
Praktikum
Adapun manfaat praktikum ini, yaitu :
1.
Dapat
mengetahui proses terjadinya reaksi penyabunan pada senyawa asam karboksilat
dan ester;
2.
Dapat mengetahui
apa itu reaksi penyabunan;
3.
Mengetahui
contoh struktur senyawa asam karboksilat dan ester dari reaksi
penyabunan;
4.
Dapat
mengetahui definisi
dari reaksi penyabunan;
5.
Dapat mengetahui senyawa asam karboksilat dan
ester.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saponifikasi
adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur dengan
alkali yang menghasilkan sabun dan gliserol. Prinsip dalam proses
saponifikasi, yaitu lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan
gliserol dan sabun mentah. Proses pencampuran antara minyak dan
alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut
dengan trace. Pada campuran tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl.
Garam NaCl ditambahkan untuk memisahkan antara produk sabun dan
gliserol sehingga sabun akan tergumpalkan sebagai sabun padat yang memisah dari
gliserol (Antony, 1992).
Suatu asam
karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil,
–COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil;
antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik
dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997).
Sabun
adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak
pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara
senyawa alkali dan lemak atau minyak (Riawan, 1990).
Reaksi ester dengan air disebut
reaksi hidrolisis, menghasilkan asam karboksilat dan alkohol. Sedangkan reaksi
ester dengan suatu basa disebut reaksi saponifikasi, menghasilkan alkohol dan
garam karboksilat (Fessenden, 1997).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan
tempat dilaksanakannya praktikum kimia organik yaitu pada tanggal 28 Mei 2015,
mulai dari pukul 12:00 – 14:00 wib yang bertempat di Laboraturium Terpadu
Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
3.2.1
Tabel
alat
|
No.
|
Nama alat
|
Jumlah
|
|
1.
|
Tabung reaksi
|
5 unit
|
|
2.
|
Gelas kimia
|
2 unit
|
|
3.
|
Pembakar bunsen
|
1 unit
|
|
4.
|
Penjepit tabung
|
1 unit
|
|
5.
|
Tungku segitiga
|
1 unit
|
|
6.
|
Rak tabung
|
1 unit
|
|
7.
|
Pipet tetes
|
2 unit
|
|
8.
|
Pipet ukur 10 ml
|
1 unit
|
Adapun Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini, yaitu :
3.2.2
Tabel
Bahan
|
No.
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
|
1.
|
Minyak makan
|
Secukupnya
|
|
2.
|
NaOH
|
Secukupnya
|
|
3.
|
MgSO4
|
Secukupnya
|
|
4.
|
CaSO4
|
Secukupnya
|
|
5.
|
Etil etanoat
|
Secukupnya
|
|
6.
|
Larutan sabun
|
Secukupnya
|
3.3 Cara Kerja
3.3.1
Reaksi penyabunan asam lemak dengan basa
kuat
1. 3
ml minyak ditambahkan NaOH 1 N atau KOH 1 N.
2. Dikocok
kuat hingga terbentuk busa.
3. Bila
terdapat kesulitan, dipanaskan larutan dan diaduk hingga terjadi reaksi
penyabunan.
3.3.2
Reaksi penyabunan senyawa ester dengan
basa kuat
1. 3
ml etil etanoat ditambahkan NaOH 1 N atau KOH 1 N.
2. Dikocok
kuat hingga terbentuk busa.
3. Bila
terdapat keulitan, dipanaskan larutan dan diaduk hingga terjadi reaksi
penyabunan.
3.3.3
Reaksi pengendapan sabun oleh mineral Ca++ dan Mg++
1. Larutan
sabun ditambahkan CaSO4 atau MgSO4.
2. Diamati
pengendapan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Ø Reaksi penyabunan asam lemak dengan basa kuat
COOH + NaOH → COONa + H2O
Ø Reaksi penyabunan senyawa ester
dengan basa kuat
CH3OOH + NaOH → CH3COONa
+ H2O
Tabel 4.1.1 Data Hasil Pengamatan
|
No.
|
Jenis Reaksi
|
Reaksi Yang Terjadi
|
Hasil Pengamatan
|
|
1.
|
Minyak + NaOH
|
COOH
+ NaOH → COONa + H2O
|
Terjadi reaksi penyabunan
|
|
2.
|
Etil etanoat + NaOH
|
CH3OOH + NaOH → CH3COONa
+ H2O
|
Tidak terjadi reaksi penyabunan
|
4.2 Pembahasan
Reaksi
penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak atau minyak dengan menggunakan basa
kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Asam
karboksilat merupakan golongan
asam organik alifatik yang memiliki gugus karboksil. Semua asam karboksilat
ialah asam lemah, dimana didalam pelarut air, sebagian molekulnynya terionisasi
dengan melepas atom hidrogen menjadi ion H+, asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus
fungsional.
Asam
karboksilat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat
(alkandioat) dan jika memiliki tiga gugus karboksil disebut dengan
trikarboksilat (alkantrioat). Sedangkan esterifikasi adalah reaksi pembentukkan
ester. Dimana, sebuah asam karboksilat bersama alkohol dengan katalis
asam membentuk ester.
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya reaksi penyabunan. Pada
percobaan pertama, dilakukan reaksi penyabunan asam lemak dengan basa kuat,
asam lemak yang dipakai yaitu minyak makansebanyak ml, sedangkan basa kuat yang dipakai adalah
NaOH 1 N. Kemudian dikocok kuat hingga terbentuk busa dan larutan dipanaskan
dan diaduk hingga terjadi reaksi penyabunan, pada percobaan ini terjadi reaksi
penyabunan.
Pada
percobaan kedua, dilakukan reaksi penyabunan pada senyawa ester dengan basa
kuat, bahan yang dipakai adalah 3 ml etil etanoat (asam cuka) ditambah dengan
NaOH 1 N. Lalu dikocok kuat hingga terbentuk busa dan dipanaskan larutan serta
diaduk hingga terjadinya reaki penyabunan. Pada percobaan ini tidak terjadi
reaksi penyabunan.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini, antara lain :
1. Reaksi
penyabunan terbentuk dari pertukaran minyak dan NaOH sehingga terbentuk garam
natrium (sabun) dan gliserin.
2. Asam
karboksilat merupakan senyawa
alifatik yang memiliki gugus karboksil.
3. Asam karboksilat tidak larut dalam
aquades, tetapi larut dalam basa kuat, seperti NaOH.
4.
Asam karboksilat terbentuk melalui
reaksi saponifikasi membentuk senyawa garam karboksilat.
5.
Ester terbentuk antara asam
karboksilat dan alkohol.
6.
Pada reaksi penyabunan asam lemak
dengan basa kuat terjadi reaksi penyabunan, sedangkan pada reaksi penyabunan
senyawa ester dengan basa kuat tidak terjadi reaksi penyabunan.
5.2
Saran
Saran
yang saya sampaikan pada praktikum kali ini adalah untuk
bahan dalam praktikum setidaknya memakai bahan yang masih baru sehingga praktikum
bisa berjalan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar
- Dasar Kimia Organik. Bina Aksara : Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara : Jakarta.
Wilbraham,
Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. ITB : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar