Selasa, 28 Maret 2017

Reaksi Penyabunan Senyawa Asam Karboksilat dan Ester

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan Rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Reaksi Penyabunan Senyawa Asam Karboksilat dan Ester” hingga selesai. Meskipun dalam laporan ini saya mendapat banyak yang menghalangi, namun mendapat pula bantuan dari beberapa pihak baik secara moril, materil maupun spiritual, sehingga laporan ini terselasaikan dalam waktu yang ditentukan.
            Oleh karena itu, saya menghanturkan terima kasih kepada asisten, serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan dan saran atas selesainya penulisan laporan ini. Di dalam penulisan laporan ini saya menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasannya pengetahuan dan pengalaman saya. Oleh sebab itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk melengkapkan laporan ini dan berikutnya.

Banda Aceh, 29 Mei 2015


                                    Praktikan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak atau minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair digunakan KOH. Perbedaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika dibandingkan dengan sabun lunak. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi saponifikasi.
Asam karboksilat secara struktur menyerupai aldehida dan keton karena mengandung gugus karbonil, perbedaannya adalah pada asam karboksilat terdapat gugus hidroksil yang terikat pada karbon karbonil –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil, antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat. Ester diturunkan dari asam karboksilat, yaitu sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis.


1.2  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses terjadinya reaksi penyabunan.
1.3  Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum ini, yaitu :
1.      Dapat mengetahui proses terjadinya reaksi penyabunan pada senyawa asam karboksilat dan ester;
2.      Dapat mengetahui apa itu reaksi penyabunan;
3.      Mengetahui contoh struktur senyawa asam karboksilat dan ester dari reaksi penyabunan;
4.      Dapat mengetahui definisi dari reaksi penyabunan;
5.      Dapat mengetahui senyawa asam karboksilat dan ester.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur dengan alkali yang menghasilkan sabun dan gliserol. Prinsip dalam  proses saponifikasi, yaitu  lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah.   Proses pencampuran antara minyak dan alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut dengan trace. Pada campuran tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl. Garam NaCl  ditambahkan untuk memisahkan antara produk sabun dan gliserol sehingga sabun akan tergumpalkan sebagai sabun padat yang memisah dari gliserol (Antony, 1992).
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997).
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak atau minyak (Riawan, 1990).
Reaksi ester dengan air disebut reaksi hidrolisis, menghasilkan asam karboksilat dan alkohol. Sedangkan reaksi ester dengan suatu basa disebut reaksi saponifikasi, menghasilkan alkohol dan garam karboksilat (Fessenden, 1997).
BAB III
METODE KERJA

3.1  Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum kimia organik yaitu pada tanggal 28 Mei 2015, mulai dari pukul 12:00 – 14:00 wib yang bertempat di Laboraturium Terpadu Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala.

3.2  Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
3.2.1         Tabel alat
No.
Nama alat
Jumlah
1.
Tabung reaksi
5 unit
2.
Gelas kimia
2 unit
3.
Pembakar bunsen
1 unit
4.
Penjepit tabung
1 unit
5.
Tungku segitiga
1 unit
6.
Rak tabung
1 unit
7.
Pipet tetes
2 unit
8.
Pipet ukur 10 ml
1 unit


Adapun Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
3.2.2         Tabel Bahan
No.
Nama Bahan
Jumlah
1.
Minyak makan
Secukupnya
2.
NaOH
Secukupnya
3.
MgSO4
Secukupnya
4.
CaSO4
Secukupnya
5.
Etil etanoat
Secukupnya
6.
Larutan sabun
Secukupnya









3.3  Cara Kerja
3.3.1         Reaksi penyabunan asam lemak dengan basa kuat
1.      3 ml minyak ditambahkan NaOH 1 N atau KOH 1 N.
2.      Dikocok kuat hingga terbentuk busa.
3.      Bila terdapat kesulitan, dipanaskan larutan dan diaduk hingga terjadi reaksi penyabunan.

3.3.2         Reaksi penyabunan senyawa ester dengan basa kuat
1.      3 ml etil etanoat ditambahkan NaOH 1 N atau KOH 1 N.
2.      Dikocok kuat hingga terbentuk busa.
3.      Bila terdapat keulitan, dipanaskan larutan dan diaduk hingga terjadi reaksi penyabunan.
3.3.3         Reaksi pengendapan sabun oleh mineral Ca++ dan Mg++
1.      Larutan sabun ditambahkan CaSO4 atau MgSO4.
2.      Diamati pengendapan yang terjadi.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
Ø   Reaksi penyabunan asam lemak dengan basa kuat
COOH + NaOH → COONa + H2O
Ø  Reaksi penyabunan senyawa ester dengan basa kuat
CH3OOH + NaOH → CH3COONa + H2O
            Tabel 4.1.1 Data Hasil Pengamatan
No.
Jenis Reaksi
Reaksi Yang Terjadi
Hasil Pengamatan
1.
Minyak + NaOH
COOH + NaOH → COONa + H2O

Terjadi reaksi penyabunan
2.
Etil etanoat + NaOH
CH3OOH + NaOH → CH3COONa + H2O

Tidak terjadi reaksi penyabunan



4.2  Pembahasan
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak atau minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Asam karboksilat merupakan  golongan asam organik alifatik yang memiliki gugus karboksil. Semua asam karboksilat ialah asam lemah, dimana didalam pelarut air, sebagian molekulnynya terionisasi dengan melepas atom hidrogen menjadi ion H+, asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional.
 Asam karboksilat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat (alkandioat) dan jika memiliki tiga gugus karboksil disebut dengan trikarboksilat (alkantrioat). Sedangkan esterifikasi adalah reaksi pembentukkan ester. Dimana,  sebuah asam karboksilat bersama alkohol dengan katalis asam membentuk ester.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya reaksi penyabunan. Pada percobaan pertama, dilakukan reaksi penyabunan asam lemak dengan basa kuat, asam lemak yang dipakai yaitu minyak makansebanyak  ml, sedangkan basa kuat yang dipakai adalah NaOH 1 N. Kemudian dikocok kuat hingga terbentuk busa dan larutan dipanaskan dan diaduk hingga terjadi reaksi penyabunan, pada percobaan ini terjadi reaksi penyabunan.
Pada percobaan kedua, dilakukan reaksi penyabunan pada senyawa ester dengan basa kuat, bahan yang dipakai adalah 3 ml etil etanoat (asam cuka) ditambah dengan NaOH 1 N. Lalu dikocok kuat hingga terbentuk busa dan dipanaskan larutan serta diaduk hingga terjadinya reaki penyabunan. Pada percobaan ini tidak terjadi reaksi penyabunan.


BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini, antara lain :
1.      Reaksi penyabunan terbentuk dari pertukaran minyak dan NaOH sehingga terbentuk garam natrium (sabun) dan gliserin.
2.      Asam karboksilat merupakan senyawa alifatik yang memiliki gugus karboksil.
3.      Asam karboksilat tidak larut dalam aquades, tetapi larut dalam basa kuat, seperti NaOH.
4.      Asam karboksilat terbentuk melalui reaksi saponifikasi membentuk senyawa garam karboksilat.
5.      Ester terbentuk antara asam karboksilat dan alkohol.
6.      Pada reaksi penyabunan asam lemak dengan basa kuat terjadi reaksi penyabunan, sedangkan pada reaksi penyabunan senyawa ester dengan basa kuat tidak terjadi reaksi penyabunan.
5.2    Saran
Saran yang saya sampaikan pada praktikum kali ini adalah untuk bahan dalam praktikum setidaknya memakai bahan yang masih baru sehingga praktikum bisa berjalan dengan benar.


DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar - Dasar Kimia Organik. Bina Aksara : Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara : Jakarta.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. ITB : Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar