Selasa, 28 Maret 2017

Reaksi Reduksi Oksidasi Senyawa Organik

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang atas nikmat dan karunia yang telah Allah berikan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum kimia organik yang berjudul “Reaksi Reduksi Oksidasi Senyawa Organik” hingga selesai.
Selain untuk menambah pengetahuan saya, salah satu tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas yang menjadi salah satu pertimbangan dalam pemberian nilai. Saya menyadari bahwa terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam terselesaikannya laporan praktikum ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan laporan ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap saya nantikan demi kesempurnaan laporan praktikum ini. Semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi diri saya khususnya.

Banda Aceh, 10 Juni 2015



                                       Praktikan





BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Pentingnya reaksi-reaksi dikenali sejak awal kimia. Reaksi oksidasi dan reduksi ialah reaksi kimia yang di sertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks ada yang berlangsung spontan ada juga yang berlangsung tidak sepontan. Reaksi redoks yang berlangsung spontan digunakan sebagai sumber arus yaitu dalam sel volta seperti baterai dan aki, reaksi redoks yang berlangsung non spontan dapat berlangsung dengan menggunakan arus listrik yaitu dalam elektrolisis yang diterapkan dalam industri pengolahan aluminium dan pengolahan lainnya.
Dalam oksidasi reduksi suatu intensitas diambil atau diberikan dari dua zat yang bereaksi situasinnya mirip dengan reaksi asam basa. Singkatnya reaksi oksidasi-reduksi dan asam basa merupakan pasangan sistem dalam kimia reaksi oksidasi-reduksi dan asam basa memiliki nasib sama, dalam hal keduanya digunakan  dalam banyak praktek kimia sebelum reaksi ini dipahami.
Perkembangan sel elektrik juga sangat penting penyusunan komponen reaksi oksidasi. Reduksi merupakan praktek yang penting dan memuaskan secara intelektual. Sel dan elektrolisis adalah contoh penting keduanya sangat erat dengan kehidupan sehari-hari dan dalam industri kimia.
Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan ini untuk mengetahui dan dapat memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi dilakukan percobaan sederhana dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk reaksi oksidasi pada senyawa organik.
1.3  Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum ini, yaitu :
1.      Dapat mengetahui bentuk-bentuk reaksi reduksi dan oksidasi pada senyawa organik;
2.      Dapat mengetahui apa itu reaksi reduksi dan oksidasi;
3.      Untuk dapat membedakan reaksi reduksi dan oksidasi pada senyawa organik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa-senyawa lain dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor melepaskan elektronnya kee senyawa lain sehinggga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena itu is “mendonorkan” elektrodanya ia juga di sebut sebagai penderma elektron. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi di sebut sebagai pasangan redoks (Petrucci, 1999).
Prinsip yang terlibat dalam titrasi oksidasi reduksi secara prinsip identik dengan dalam titrasi asam basa. Dalam titrasi reduksi oksidasi pilihan indikatornya untuk menunjukan titik akhir terbatas kadang hantar larutan di gunakan sebagai indikator berbagai macam senyawa aromatik di reduksi oleh enzim untuk membentuk senyawa redikal bebas. Secara umum penderma elektrodanya adalah berbagai jenis Havoenzim dan koenzimnya. Seketika terbentuk radikal-radikal bebas anion ini akan mereduksi oksigen menjadi super oksida. Rekasi bersihnya adalah oksidasi koenzim Havoenzim dan reduksi oksigen menjadi super oksida. Tingkah laku katalitik ini di jelaskan sebagai siklus redoks (Keenam, 1984).
Metode reduksi lainya yang juga berguna melibatkan gas hydrogen (H2) dengan katalis poladium  atau nikel reduksi katalitik ini utamanya di utamakan pada ikatan rangkap dua atau tiga karbon-karbon cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah reduktor mentransfer elektronya ke oksidator (Rivai, 1995).
Ternyata tidak semua reaksi oksidasi dengan senyawa organik dapat di jelaskan dengan pemberian dan penerimaan oksigen misalnya walaupun reaksi untuk mesentisis anlin dengan mereaksikan nitro benzene dan besi dengan kehadiraan HCl adalah reaksi oksidasi pembentukan CH3CH3 dengan penambahan hidrogen pada CH2CH2 tidak melibatkan pemberiaan dan penerimaan oksigen. Oksidator melepaskan elektron dari senyawa lain sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia “menerima” elektron dapat disebut sebagai penerima elektron oksidator biasanya adalah senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (Fessenden, 1994).









BAB III
METODE KERJA

3.1  Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum kimia organik yaitu pada tanggal 21 Mei 2015, mulai dari pukul 12:00 – 14:00 wib yang bertempat di Laboraturium Terpadu Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala.

3.2  Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
3.2.1         Tabel alat
No.
Nama alat
Jumlah
1.
Timbangan digital
1 unit
2.
Gelas kimia 50 ml
3 unit
3.
Pipet tetes
2 unit
4.
Pipet volum
1 unit
5.
Pengaduk
1 unit
6.
Pembakar spiritus
1 unit
7.
Tungku segitiga
1 unit
8.
Kawat kasa
1 unit
9.
Labu ukur 100 ml
1 unit



Adapun Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
3.2.2         Tabel Bahan
No.
Nama Bahan
Jumlah
1.
KMnO4
Secukupnya
2.
Aquadest
Secukupnya
3.
Pereaksi fehling
Secukupnya
4.
Glukosa
Secukupnya
5.
Pereaksi tollens
Secukupnya








3.3  Cara Kerja
3.3.1         Reaksi reduksi-oksidasi senyawa bergugus fungsi aldehida
a.       Reaksi oksidasi formalin dengan KMnO4
1.      Ditimbang 0,05 g KMnO4 dan dilarutkan dalam labu ukur 100 ml menggunakan aquadest.
2.      Diambil 5 ml larutan KMnO4 dengan pipet tetes lalu diencerkan kembali dalam labu ukur 100 ml menggumakan aquadest.
3.      Direaksikan KMnO4 dengan formalin dalam gelas kimia 50 ml.
4.      Diamati perubahan warna yang terjadi.
5.      Reaksi tersebut dapat digunakan sebagai uji positif untuk analisa kualitatif produk-produk yang mengandung formalin.
b.      Reaksi reduksi-oksidasi glukosa dengan pereaksi fehling
1.      Sebanyak 1 ml larutan glukosa ditambahkan 2 ml larutan fehling.
2.      Kemudian dididihkan larutan dan diamati perubahan yang terjadi.
3.3.2         Reaksi reduksi-oksidasi senyawa bergugus fungsi alkohol
a.       Reaksi reduksi-oksidasi methanol dengan KMnO4
1.      Ditimbang 0,05 g KMnO4 dan dilarutkan dalam labu ukur 100 ml menggunakan aquadest.
2.      Diambil larutan KMnO4 sebanyak 5 ml dengan pipet tetes lalu diencerkan kembali ke dalam labu ukur 100 ml menggunakan aquadest.
3.      Direaksikan KMnO4 dengan methanol dalam gelas kimia 50 ml.
4.      Diamati perubahan warna yang terjadi.
5.      Reaksi tersebut dapat digunakan sebagai uji positif untuk analisa kualitatif produk-produk yang mengandung alkohol.
3.3.3         Reaksi senyawa bergugus fungsi keton dengan oksidator
a.       Reaksi aseton dengan KMnO4
1.      Ditimbang 0,05 g KMnO4 dan dilarutkan dalam labu ukur 100 ml menggunakan aquadest.
2.      Diambil larutan KMnO4 sebanyak 5 ml dengan pipet tetes lau diencerkan kembali dalam labu ukur 100 ml menggunakan aquadest.
3.      Direaksikan KMnO4 dengan aseton dalam gelas kimia dalam gelas kimia 50 ml.
4.      Diamati ada reaksi yang terjadi.













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
Ø  Formalin      +     KMnO4    =  Warna bening kekuningan
     O                                                                     O   
     ∥                             KMnO                                 
                   C                                                                     C
               ∕      ∖                                                                           ∕      ∖
            H       H                                                            H         H       
               
 (Metanol dehida formaldehida)                             (Asam formiat)

Ø  Glukosa    +    Fehling  =   Endapan merah bata
 
  O                                                                               O
              ∥                                                                                ∥
              C−H                                                                          C−OH
               ∣                        Fehling                                           ∣
        H− C−OH               CuSO4 → Cu2O                             H−C−OH
               ∣                                                                                ∣
       HO−C−OH                Cu2+  → Cu+                                                    HO−C−H
               ∣                                                                                ∣
         H−C−OH            (Endapan merah bata)                                H−C−OH
               ∣                                                                                ∣
         H−C−OH                                                                  H−C−OH
               ∣                                                                                ∣
                CH2OH                                                                    CH2O
                                                                                    Dextro-asam glukaronat

Ø  Metanol    +    KMnO4   =  warna bening kekuningan
     
   OH                                                    O                                    O       
      ∣                 KMnO4                                               ∥                                    ∥
     C                 →                                 C                   →             C
              ∕   ∣   ∖                                                           ∕    ∖                            ∕   ∖
            H   H    H                                           H      H                          H     OH
         (Alkohol)                                    (aldehida formalin)     (asam karboksilat)




1.      Aseton    +    KMnO4  
     O                                                                          OH
     ∥                                                                           ∣
H3C−C−CH3                   KMnO4                       H3C−C−CH3
                                          →                                            ∣
                                                                                        H
(Propanan aseton)                         (Propan-2-ol)

2.      Glukosa  +   Tollens   =   warna kehitaman
3.      Asam cuka + KMnO4 = warna bening kekuningan

Tabel 4.1.1 Data Hasil Pengamatan



No.
Jenis Reaksi
Reaksi Yang Terjadi
Hasil Pengamatan
1.
Glukosa + Fehling
C6H12O6 + CuSO4 . 5H2O→ As.glukarat
Merah bata
2.
Glukosa + Tollens
C6H12O6 + AgNO3 → AgO + C6H12O6NO3
Endapan coklat pekat

3.

Metanol + KMnO4
                                   
                                                             O

R ─ OH + KMnO4 → R – C – H

Bening kekuningan

4.

Aseton + KMnO4

                     O

H3 C – C – CH3 + KMno4                
Reaksi Akhir


Bening keemasan
5.
Minyak + KMnO4

R – C – OH + KMno4                                      
Reaksi Akhir

Tidak menyatu
6.

Asam cuka + KMnO4

CH3 – C – OH + KMno4                   
Reaksi Akhir


Bening tidak terjadi reaksi
 7.
Formalin + KMnO4

Bening kekuningan





4.2  Pembahasan
Reaksi redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi ( keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan oksigen adalah oksidasi merupakan penerimaan oksigen dan reduksi adalah pelepasan oksigen. Sedangkan redoks ditinjau dari pelepasan atau penerimaan elektron ialah oksidasi merupakan reaksi pelepasan elektron, sedangkan reduksi merupakan reaksi penangkapan oksigen.
Auto katalisator adalah  katalis yang dihasilkan oleh suatu pereaksinya atau hasil reaksinya, sedangkan auto indikator adalah (warna dari pereaksinya sendiri). Terjadi apabila pereaksi mempunyai warna yang kuat, kemudian warna tersebut hilang/berubah apabila direaksikan dengan zat lain contohnya KMnO4 berubah menjadi ungu apabila direduksi menjadi Mn2+. Prinsip percobaan reaksi oksidasi-reduksi adalah pemberian dan penerimaan elektron atom ataupun ion. Dengan kata lain, senyawa yang memiliki elektron lebih maka akan didonorkan kepada senyawa yang kekurangan elektron begitu pula sebaliknya.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk reaksi redoks pada senyawa organik. Pada praktikum ini, direaksikan formalin dengan KMnO4 yang menghasilkan warna bening kekuningan, lalu direaksikan glukosa dengan pereaksi fehling dan membentuk endapan merah bata. Kemudian, metanol ditambah KMnO4 dan menghasilkan warna bening kekuningan.
Setelah itu, glukosa direaksikan dengan pereaksi tollens membentuk endapan coklat pekat, lalu asam cuka ditambah KMnO4 menghasilkan warna bening kekuningan. Kemudian aseton direaksikan dengan KMnO4 menghasilkan warna bening keemasan, lalu minyak ditambah dengan KMnO4 hasilnya tidak menyatu. Dan asam cuka ditambah dengan KMnO4 menghasilkan warna bening yang artinya tidak terjadi reaksi.


BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini, antara lain :
1.      Reaksi reduksi oksidasi dapat terjadi jika ada oksigen yang diterima dan dilepaskan untuk menghasilkan zat yang baru.
2.      Reaksi oksidasi selalu disertai dengan reaksi reduksi, bila suatu zat melepaskan elektron maka zat lain akan menerima elektron itu.
3.      Senyawa yang memiliki elektron lebih maka akan didonorkan kepada senyawa yang kekurangan electron, begitu pula sebaliknya.
4.      Oksidasi dan reduksi memiliki perbedaan pada pengikatan oksigen, pada perubahaan elektron, dan pada perubahan bilangan oksidasi.
5.      Ketegaran ikatan rangkap dua membentuk isomer geometri pada senyawa alkena.
6.      Ada beberapa bentuk dasar molekul, yaitu linear, segitiga datar, tetrahedral, trigonal bipiramida, dan oktahedral.



5.2    Saran
Saran yang saya sampaikan pada praktikum kali ini adalah ketika kita akan melakukan praktikum kimia organik kita harus mengetahui apa tujuan dan manfaat praktikum. Agar pada saat praktikum kita tidak mengalami kesulitan dan dalam melakukan praktikum kimia organik kita harus berhati-hati dengan alat-alat dan bahan agar tidak ada yang celaka.












DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & Fessenden.1994. Kimia Organik Edisi III. Jakarta : Erlangga.
Keenan. 1989. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Pettrucci, Ralph H. 1995. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Jakarta: Erlangga.
Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar