KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang atas nikmat dan karunia yang telah Allah berikan sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan praktikum
kimia organik yang berjudul “Reaksi Reduksi Oksidasi Senyawa Organik” hingga selesai.
Selain
untuk menambah pengetahuan saya, salah satu tujuan penulisan laporan ini adalah
untuk memenuhi tugas yang menjadi salah satu pertimbangan dalam pemberian
nilai. Saya menyadari bahwa terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu,
rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam terselesaikannya laporan praktikum ini.
Akhir
kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan laporan ini yang masih
jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun tetap saya nantikan demi kesempurnaan laporan
praktikum ini. Semoga laporan
ini dapat bemanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi diri saya khususnya.
Banda Aceh, 10 Juni 2015
Praktikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pentingnya
reaksi-reaksi dikenali sejak awal kimia. Reaksi oksidasi dan reduksi ialah
reaksi kimia yang di sertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks
ada yang berlangsung spontan ada juga yang berlangsung tidak sepontan. Reaksi
redoks yang berlangsung spontan digunakan sebagai sumber arus yaitu dalam sel
volta seperti baterai dan aki, reaksi redoks yang berlangsung non spontan dapat
berlangsung dengan menggunakan arus listrik yaitu dalam elektrolisis yang diterapkan
dalam industri pengolahan aluminium dan pengolahan lainnya.
Dalam oksidasi reduksi
suatu intensitas diambil atau diberikan dari dua zat yang bereaksi situasinnya
mirip dengan reaksi asam basa. Singkatnya reaksi oksidasi-reduksi dan asam basa
merupakan pasangan sistem dalam kimia reaksi oksidasi-reduksi dan asam basa
memiliki nasib sama, dalam hal keduanya digunakan dalam banyak praktek
kimia sebelum reaksi ini dipahami.
Perkembangan sel
elektrik juga sangat penting penyusunan komponen reaksi oksidasi. Reduksi
merupakan praktek yang penting dan memuaskan secara intelektual. Sel dan
elektrolisis adalah contoh penting keduanya sangat erat dengan kehidupan
sehari-hari dan dalam industri kimia.
Oleh karena itu yang
melatar belakangi percobaan ini untuk mengetahui dan dapat memahami konsep
reaksi oksidasi-reduksi dilakukan percobaan sederhana dan dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui bentuk-bentuk reaksi oksidasi pada senyawa organik.
1.3 Manfaat
Praktikum
Adapun manfaat praktikum ini, yaitu :
1.
Dapat
mengetahui bentuk-bentuk reaksi reduksi dan oksidasi pada senyawa organik;
2.
Dapat
mengetahui apa itu reaksi reduksi dan oksidasi;
3. Untuk
dapat membedakan reaksi reduksi dan oksidasi pada senyawa organik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa-senyawa yang
memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa-senyawa lain dikatakan sebagai
reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor melepaskan
elektronnya kee senyawa lain sehinggga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena itu
is “mendonorkan” elektrodanya ia juga di sebut sebagai penderma elektron.
Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi di sebut
sebagai pasangan redoks (Petrucci, 1999).
Prinsip yang terlibat
dalam titrasi oksidasi reduksi secara prinsip identik dengan dalam titrasi asam
basa. Dalam titrasi reduksi oksidasi pilihan indikatornya untuk menunjukan
titik akhir terbatas kadang hantar larutan di gunakan sebagai indikator berbagai
macam senyawa aromatik di reduksi oleh enzim untuk membentuk senyawa redikal
bebas. Secara umum penderma elektrodanya adalah berbagai jenis Havoenzim dan
koenzimnya. Seketika terbentuk radikal-radikal bebas anion ini akan mereduksi
oksigen menjadi super oksida. Rekasi bersihnya adalah oksidasi koenzim
Havoenzim dan reduksi oksigen menjadi super oksida. Tingkah laku katalitik ini
di jelaskan sebagai siklus redoks (Keenam, 1984).
Metode
reduksi lainya yang juga berguna melibatkan gas hydrogen (H2) dengan katalis
poladium atau nikel reduksi katalitik ini utamanya di utamakan pada
ikatan rangkap dua atau tiga karbon-karbon cara yang mudah untuk melihat proses
redoks adalah reduktor mentransfer elektronya ke oksidator (Rivai, 1995).
Ternyata tidak semua
reaksi oksidasi dengan senyawa organik dapat di jelaskan dengan pemberian dan
penerimaan oksigen misalnya walaupun reaksi untuk mesentisis anlin dengan
mereaksikan nitro benzene dan besi dengan kehadiraan HCl adalah reaksi oksidasi
pembentukan CH3CH3 dengan penambahan hidrogen pada
CH2CH2 tidak melibatkan pemberiaan dan penerimaan
oksigen. Oksidator melepaskan
elektron dari senyawa lain sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia
“menerima” elektron dapat disebut sebagai penerima elektron oksidator biasanya
adalah senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (Fessenden, 1994).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan
tempat dilaksanakannya praktikum kimia organik yaitu pada tanggal 21 Mei 2015,
mulai dari pukul 12:00 – 14:00 wib yang bertempat di Laboraturium Terpadu
Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum
ini, yaitu :
3.2.1
Tabel
alat
No.
|
Nama alat
|
Jumlah
|
1.
|
Timbangan digital
|
1 unit
|
2.
|
Gelas kimia 50 ml
|
3 unit
|
3.
|
Pipet tetes
|
2 unit
|
4.
|
Pipet volum
|
1 unit
|
5.
|
Pengaduk
|
1 unit
|
6.
|
Pembakar spiritus
|
1 unit
|
7.
|
Tungku segitiga
|
1 unit
|
8.
|
Kawat kasa
|
1 unit
|
9.
|
Labu ukur 100 ml
|
1 unit
|
Adapun Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum
ini, yaitu :
3.2.2
Tabel
Bahan
No.
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
KMnO4
|
Secukupnya
|
2.
|
Aquadest
|
Secukupnya
|
3.
|
Pereaksi fehling
|
Secukupnya
|
4.
|
Glukosa
|
Secukupnya
|
5.
|
Pereaksi tollens
|
Secukupnya
|
3.3 Cara Kerja
3.3.1
Reaksi reduksi-oksidasi senyawa bergugus
fungsi aldehida
a. Reaksi
oksidasi formalin dengan KMnO4
1. Ditimbang
0,05 g KMnO4 dan dilarutkan dalam labu ukur 100 ml menggunakan aquadest.
2. Diambil
5 ml larutan KMnO4 dengan pipet tetes lalu diencerkan kembali dalam labu ukur
100 ml menggumakan aquadest.
3. Direaksikan
KMnO4 dengan formalin dalam gelas kimia 50 ml.
4. Diamati
perubahan warna yang terjadi.
5. Reaksi
tersebut dapat digunakan sebagai uji positif untuk analisa kualitatif
produk-produk yang mengandung formalin.
b. Reaksi
reduksi-oksidasi glukosa dengan pereaksi fehling
1. Sebanyak
1 ml larutan glukosa ditambahkan 2 ml larutan fehling.
2. Kemudian
dididihkan larutan dan diamati perubahan yang terjadi.
3.3.2
Reaksi reduksi-oksidasi senyawa bergugus
fungsi alkohol
a. Reaksi
reduksi-oksidasi methanol dengan KMnO4
1. Ditimbang
0,05 g KMnO4 dan dilarutkan dalam labu ukur 100 ml menggunakan aquadest.
2. Diambil
larutan KMnO4 sebanyak 5 ml dengan pipet tetes lalu diencerkan kembali ke dalam
labu ukur 100 ml menggunakan aquadest.
3. Direaksikan
KMnO4 dengan methanol dalam gelas kimia 50 ml.
4. Diamati
perubahan warna yang terjadi.
5. Reaksi
tersebut dapat digunakan sebagai uji positif untuk analisa kualitatif
produk-produk yang mengandung alkohol.
3.3.3
Reaksi senyawa bergugus fungsi keton
dengan oksidator
a. Reaksi
aseton dengan KMnO4
1. Ditimbang
0,05 g KMnO4 dan dilarutkan dalam labu ukur 100 ml menggunakan aquadest.
2. Diambil
larutan KMnO4 sebanyak 5 ml dengan pipet tetes lau diencerkan kembali dalam
labu ukur 100 ml menggunakan aquadest.
3. Direaksikan
KMnO4 dengan aseton dalam gelas kimia dalam gelas kimia 50 ml.
4. Diamati
ada reaksi yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Ø Formalin +
KMnO4 = Warna bening kekuningan
O O
∥ KMnO ∥
C C
∕ ∖ ∕ ∖
H H
H H
(Metanol dehida formaldehida) (Asam formiat)
Ø Glukosa + Fehling
= Endapan merah bata
O O
∥ ∥
C−H C−OH
∣ Fehling ∣
H− C−OH CuSO4 → Cu2O H−C−OH
∣
∣
HO−C−OH Cu2+
→ Cu+ HO−C−H
∣
∣
H−C−OH (Endapan
merah bata) H−C−OH
∣
∣
H−C−OH H−C−OH
∣
∣
CH2OH CH2O
Dextro-asam glukaronat
Ø Metanol + KMnO4
= warna bening kekuningan
OH O O
∣ KMnO4
∥ ∥
C → C → C
∕ ∣ ∖ ∕
∖ ∕ ∖
H
H
H H
H H
OH
(Alkohol) (aldehida formalin) (asam karboksilat)
1.
Aseton +
KMnO4
O OH
∥ ∣
H3C−C−CH3 KMnO4 H3C−C−CH3
→ ∣
H
(Propanan
aseton) (Propan-2-ol)
2. Glukosa +
Tollens = warna kehitaman
3. Asam
cuka + KMnO4 = warna bening kekuningan
Tabel
4.1.1 Data
Hasil Pengamatan
No.
|
Jenis
Reaksi
|
Reaksi
Yang Terjadi
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Glukosa + Fehling
|
C6H12O6
+ CuSO4 . 5H2O→ As.glukarat
|
Merah bata
|
2.
|
Glukosa + Tollens
|
C6H12O6
+ AgNO3 → AgO + C6H12O6NO3
|
Endapan coklat pekat
|
3.
|
Metanol + KMnO4
|
R ─ OH + KMnO4 → R – C
– H
|
Bening kekuningan
|
4.
|
Aseton + KMnO4
|
Reaksi Akhir
|
Bening
keemasan
|
5.
|
Minyak + KMnO4
|
Reaksi Akhir
|
Tidak menyatu
|
6.
|
Asam cuka +
KMnO4
|
Reaksi Akhir
|
Bening tidak
terjadi reaksi
|
7.
|
Formalin + KMnO4
|
Bening kekuningan
|
4.2 Pembahasan
Reaksi
redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi ( keadaan
oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Reaksi redoks berdasarkan
pelepasan dan penerimaan oksigen adalah oksidasi merupakan penerimaan oksigen
dan reduksi adalah pelepasan oksigen. Sedangkan redoks ditinjau dari pelepasan
atau penerimaan elektron ialah oksidasi merupakan reaksi pelepasan elektron,
sedangkan reduksi merupakan reaksi penangkapan oksigen.
Auto
katalisator adalah katalis yang dihasilkan oleh suatu pereaksinya atau
hasil reaksinya, sedangkan auto indikator adalah (warna dari pereaksinya
sendiri). Terjadi apabila pereaksi mempunyai warna yang kuat, kemudian warna
tersebut hilang/berubah apabila direaksikan dengan zat lain contohnya
KMnO4 berubah menjadi ungu apabila direduksi menjadi Mn2+. Prinsip
percobaan reaksi oksidasi-reduksi adalah pemberian dan penerimaan elektron atom
ataupun ion. Dengan kata lain, senyawa yang memiliki elektron lebih maka akan
didonorkan kepada senyawa yang kekurangan elektron begitu pula sebaliknya.
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk reaksi redoks pada senyawa
organik. Pada praktikum ini, direaksikan formalin dengan KMnO4 yang menghasilkan
warna bening kekuningan, lalu direaksikan glukosa dengan pereaksi fehling dan membentuk
endapan merah bata. Kemudian, metanol ditambah KMnO4 dan menghasilkan warna
bening kekuningan.
Setelah
itu, glukosa direaksikan dengan pereaksi tollens membentuk endapan coklat
pekat, lalu asam cuka ditambah KMnO4 menghasilkan warna bening kekuningan.
Kemudian aseton direaksikan dengan KMnO4 menghasilkan warna bening keemasan,
lalu minyak ditambah dengan KMnO4 hasilnya tidak menyatu. Dan asam cuka
ditambah dengan KMnO4 menghasilkan warna bening yang artinya tidak terjadi
reaksi.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini, antara lain :
1. Reaksi
reduksi oksidasi dapat terjadi jika ada oksigen yang diterima dan dilepaskan
untuk menghasilkan zat yang baru.
2. Reaksi oksidasi selalu disertai
dengan reaksi reduksi, bila suatu zat
melepaskan elektron maka zat lain akan menerima elektron itu.
3. Senyawa
yang memiliki elektron lebih maka akan didonorkan kepada senyawa yang kekurangan
electron, begitu pula sebaliknya.
4. Oksidasi dan reduksi memiliki perbedaan pada pengikatan
oksigen, pada perubahaan elektron, dan pada perubahan bilangan oksidasi.
5. Ketegaran
ikatan rangkap dua membentuk isomer geometri pada senyawa alkena.
6. Ada beberapa bentuk dasar molekul,
yaitu linear, segitiga datar, tetrahedral, trigonal bipiramida, dan oktahedral.
5.2
Saran
Saran
yang saya sampaikan pada praktikum kali ini adalah ketika kita
akan melakukan praktikum kimia organik kita harus
mengetahui apa tujuan dan manfaat praktikum. Agar pada
saat praktikum kita
tidak mengalami kesulitan dan dalam melakukan praktikum kimia organik kita harus
berhati-hati dengan alat-alat dan bahan agar tidak ada yang celaka.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden.1994. Kimia Organik Edisi III. Jakarta :
Erlangga.
Keenan. 1989. Ilmu Kimia
untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Pettrucci, Ralph H. 1995. Kimia
Dasar Prinsip dan Terapan. Jakarta: Erlangga.
Rivai. 1995. Asas
Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar